Dina adalah nama siswa SMP kelas 9 yang beda dari semua temannya. Dina orangnya kurang mampu, ayahnya bekerja sebagai pemulung sedangkan ibunya menjadi TKI dan tidak tahu kabarnya sampai sekarang. Dina juga tidak terlalu pintar, tetapi dia mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu menjadi Dokter. Dina bersekolah di SMP/SMA 1 atap, siswa SMP masuk Pagi sedangkan SMA masuk siang. Rata-rata semua siswa SMP ada 6 siswa dan SMA hanya 3 orang siswa. Guru yang mengajar hanya ada 2 yaitu Bu siska dan pak Rahman.
Pagi itu sebelum berangkat sekolah, Dina terlebih dahulu memasak singkong rebus untuk ayahnya setelah itu baru ia berangkat jalan kaki. Sekolah Dina cukup jauh, dia harus melewati Semak-semak dan menyebrangi sungai. Setelah sampai disekolah, Dina bertemu teman-temannya yaitu Devi, Gina, Angga, Kaka, Poetra.
“Hai semua!” sapa Dina
“Eh, Dina. Kamu punya kuncir rambut baru ya? Harganya berapa dan belinnya dimana?” tanya Devi
“Oh.. ini harganya 500 rupiah, ayahku beli ini sewaktu nyari barang bekas di kota sebelah.
“wah bagus tuh, aku kepengen beli ah. Tapi aku gak bisa keluar rumah, ibuku sedang sakit.
“Gak pa-pa, kalau ayahku pergi kekota sebelah, kalau sempat aku minta ayahku untuk membelikannya.
“makasih ya.
“Pagi Anak-anak!” sapa Pak Rahman. “ hari ini kita belajar Matematika.”
Selagi belajar, tiba-tiba terdengar suara petir yang amat kuat, dan turun hujan lebat secara mendadak. Semua siswa terganggu belajarnya dan disuruh pulang oleh pak Rahman.
“Pagi Yah! Ayah belum berangkat kerja?” tanya Dina
“Belum, ayah barusan mau pergi. Kok langsung pulang kerumah?
“Di Sekolahku hujan lebat yah, aku kira disini hujan juga, eh ternyata Cuma gerimis.
“Oh.. kamu mau ikut ayah kerja gak?
“Mau mau.. aku mau ikut! Yey..
“Oke, ayo bantuin ayah bawa gerobak sampai kota Bogor.
Dina melihat sekeliling bangunan-bangunan tinggi di kota Bogor dan juga banyak siswa/siswi yang sedang belajar disekolah.
“Yah, mereka sekolah kok bajunya sama semua?” tanya Dina
“Memang begitu kalau sekolah, tapi ini bagi mereka yang mampu.
“Yah, aku mau sekolah seperti itu. Temannya banyak banget, melebihi teman aku. Terus tempat jajannya ada banyak juga.
“Hmm.. Baiklah, Insyaallah kalau ayah dapat uang banyak.
“Beneran yah.. Hore..
Keesokan harinya disekolah, Dina datang seperti biasa.
“Pagi Semua! Lho? Dimana kaka? Bukannya dia paling rajin datang pagi?
“Hmm.. kata ibunya sih kaka sakit dan tidak bisa sekolah.
“Oh.. ntar pulang sekolah kita jenguk Kaka yuk!
“gak bisa Din, maaf. Aku harus bantu ibuku disawah.
“Oh, gak pa-pa deh.
Sepulang sekolah, Dina pergi kerumah Kaka.
“Kaka!!” teriak Dina didepan pintu rumah Kaka.
“Dina, mau jenguk kaka ya? Kaka belum bisa dijenguk Dina.
“kenapa Tante? Tante kok nangis?
“Eh gak ada, tante Cuma kelilipan.
“Kaka sakit apa tante?
“Kaka sakit.......” Ibunya kaka diam sejenak. “kaka sakit... sakit Leukimia.
“Tante, itu sakit darah itu ya? Katanya sih menyebabkan kematian. Kaka udah diobati tante?
“Belum, kami baru memeriksanya di puskesmas saja.
“Tante semoga Kaka cepat sembuh ya. Dina pamit pulang dulu. Assalamualaikum
“Waalaikumsallam
Malam harinya, Dina menunggu ayahnya pulang diluar.
“Duh, ayah dimana ya? Biasanya ayah gak pernah pulang semalam ini. Apa jangan jangan....... Duh.. mikirin apa sih aku ini! Gak mungkin ayah kecelakaan. Huft...
Keesokan harinya, ayah dina belum juga pulang, semalaman dina menangis dan paginya dia pergi kesekolah.
“Din, matamu sembab tuh! Kenapa? Habis nangis?
“Enggak ada kok Gin, Cuma kelilipan aja.
“Hahh...Hah... din, kamu dipanggil seseorang tuh diluar!” kata Angga yang habis berlari dari luar.
“Siapa?
“Gak tau, orangnya pakai kacamata hitam, terus semuanya serba hitam. Dan juga mobilnya yang mengkilat bersih. Sepertinya orang kaya tuh dari kota.
“APA??
Dina pergi melihat orang yang ingin bertemu dengannya.
“Om, mencari saya?
“Siapa nama kamu?” tanya lelaki dewasa itu dengan tegap.
“ng.. nam..a.. saya Dina.
“jadi kamu yang namanya Dina anak pemulung itu ya?
“Iya, itu ayah saya. Ada apa dengan ayah saya om?
“Ayah kamu saya pindahkan keluar negeri untuk bekerja dan mengganti kerugian telah Mengambil barang orang lain tanpa izin atau mencopet.
“tapi ayahku bukan mencopet, ayahku hanya pemulung.
“DIAM. Sebenarnya aku juga kasihan dengan ayahmu yang hanya bekerja sebagai pemulung, jadi saya minta dia kerja diluar negeri dengan tanggung jawab saya. Dia berpesan dengan saya bahwa saya harus mengurus dan menjagakamu. Jadi kamu ikut dengan saya ke jakarta, panggil saya Papa.
“P..ap...a.. aku masih belum percaya dengan kamu.
“Lihat! Saya seorang Direktur perusahaan yang dulunya seorang polisi, ma mungkin saya penipu. Ayo ikut!
“Om, jadi saya harus pisah dengan teman-teman saya dan sekolah di Jakarta?
“Iya
“Hiks.. Teman-teman, ini perpisahan terakhir kita, aku tidak akan melupakan kalian.
“DINA!! SELALU INGAT PADA KAMI YA!!
“IYA PASTI!!
Sesampainya Dina dijakarta, Dina tinggal dirumah orang asing itu.
“Om, besar banget rumahnya. Oh ya om, saya belum punya baju, baju saya tidak saya bawa.
“Ng..ng.. jangan panggil om, panggil saja papa, mengerti. Soal baju, papa sudah menyiapkan banyak baju dan perlengkapan sekolah.
“pa, sebenarnya papa ini siapa sih? Kok mau mengadopsi aku?
“Ng.. sebenarnya papa ini adiknya ayah kamu. Dulu papa pernah menyakiti hati ayah kamu makanya sekarang papa merasa bersalah dan membayar semua kesalahan papa dulu kepada ayahmu.
“Tapi, kenapa harus memisahkan aku dan ayah? Kenapa ayah tidak bekerja dengan Papa?
“Dina, bekerja di perusahaan itu harus berpendidikan. Makanya ayahmu tidak bisa bekerja disini.
“Jadi, papa janji akan merawat Dina sebagai anak sendiri.
“Janji, ayo papa kenalin sama anak papa. SARAH!!
“Iya pa!” sambut sarah yang turun dari lantai atas.
“Sarah, kenalkan ini Dina keponakan papa, sepupu kamu. Sekarang, dia tinggal dirumah ini dan menjadi anak papa karena ayahnya sedang kerja diluar negeri.
“Oh.. Hai, aku Sarah. Jadi besok kita kesekolah bareng kan?
“Mmm.. aku gak tau.
“Pasti barengan dong, papa udah daftarin Dina disekolah dan kelas yang sama seperti Sarah. Jadi Sarah gak kesepian lagi kan?
“Iya pa, makasih dan Dina makasih ya udah mau temenin Sarah.
“Eh ya..
Keesokan harinya, Dina dan Sarah pergi ke sekolah. Setibanya dikelas mereka, sahabat-sahabat Sarah menegur sarah.
“Woi, Sarah. Pagi!”sapa sahabat sarah
“Pagi juga. Udah pada buat pr gak nih! Liat dong, aku lupa buatnya.” Kata Sarah
“PR itu apa Sar?” tanya Dina
“mmm.. Pr itu singkatan dari pekerjaan rumah yang bearti dikerjakan dirumah.
“Woi Sarah, siapa tuh? Kok gak tau arti PR? Hahaha..
“Hmm.. teman-teman, kenalkan ini sepupu aku dari desa dan sekarang tinggal di tempat aku.
“Sar, Tapi kok penampilannya masih seperti orang desa sih? Hahahaa...” ejek sahabat-sahabatnya sarah.
“WOI.. tau gak, dia anak baru disini, jadi jadi diejek dong.”kata sarah
“Ohh.. Sarah, kami Cuma bercanda kok.
“Nah, Dina, kamu duduk disebelah Ali di belakang sana, oke.
“Ya, makasih.
Guru Biologi masuk kekelas mereka.
“Hi, kamu yang anak baru itu ya!”tanya ali
“I..iya
“Gaya kamu gak bisa dirubah ya? Hahaha..
“Jadi, kalau sekolah ini, gaya penampilannya harus dirubah seperti orang kota ya. Gimana sih orang kota itu?
“Hmm.. setahuku sih cewek kota disini pakai Bedak, Menyisir rambut yang rapi, Pakaian rapi, pakai parfum dan lain-lain.
“Gitu ya, Ohh..
“Hahaha.. kamu aneh..
Sepulang dari sekolah, Dina meminta Sarah menemani dia membeli Accecories untuk perempuan.
“Wah, harganya mahal banget, uangku gak cukup.
“pakai ATM aku aja, gak pa-pa kok, kita kan saudara.
“Kok kartu sih, mana laku.
“Ini bukan kartu biasa, ini kartu tabungan kita di bank.
“Aku gak ngerti.
“yah,... udah deh, pakai kartu ini aja.
Malam harinya, Dina lewat didepan kamar Papa agkatnya atau Om John. Dina mendengar Om John sedang berbicara dengan seseorang ditelepon.
“Gimana nih! Anaknya sudang ada ditangan kita.
“Tapi pak, mau apa lagi, dia sudah meninggal.
“Kenapa tidak kamu kasih makan?
“sudah kami kasih pak, tapi bapak itu tetap gak mau. Dia terus memanggil nama anaknya.
“Aduh.. Emangnya kamu ikat ya bapak itu?
“Iya pak, saya ikat dikursi.
“Kenapa kamu ikat? Dia dibutuhkan untuk sehat dan hidup.
“Maaf pak.
“ya mau gimana lagi. Uangku sudah melayang karena merawat anak ini. Ya sudah, aku suruh saja anak itu menjadi pembantuku.
“Oke pak.
Mendengar itu, Dina langsung paham apa yang dimaksudkan oleh Om John itu. Ayah Dina sudah meninggal karena diikat dengan preman suruhan Om John. Tapi kenapa Om John membutuhkan ayah? , batin Dina. Dina kesal, dan langsung kabur dari rumah itu. Dina tidak tau arah kerumahnya, jadi Dina berjalan kaki ingin pergi ke sebuah desa baru yang semua orangnya sama seperti Dina. 2 jam perjalanan, Dina sudah sangat lelah, dina bukannya masuk kedesa malah tambah masuk kekota besar yaitu Bandung. Dina berhenti untuk mengambil nafas dan istirahat. Ia sangat haus, tetapi ia tak punya uang sedikit pun. Lama kelamaan mata Dina kabur dan BRUUK.... Dina pingsan.
Saat dina bangun, dina sudah berada di rumah sakit.
“Aku, aku kenapa?” tanya Dina pada dirinya sendiri.
“Kamu sudah bangun! Syukurlah.” kata seorang berkacamata.
“Kamu siapa? Dan aku kenapa?
“Perkenalkan aku Jane, dan ini saudara kembarku Jean. Hahaha.. kata nya hampir sama kan. Oh ya, aku bertemu kamu dipinggir jalan raya yang sedang pingsan. Kepalamu berdarah karena terbentur tanah. Kami yang sehabis pulang sekolah langsung membawamu kerumah sakit.” Jelas Jane
“Oh ya, ini makanan untuk kamu makan. Sepertinya kamu sangat lapar, kamu dari mana dan kenapa sendirian?” Tanya Jean.
“Makasih. Namaku Dina. Aku barusan kabur dari permasalahan, tetapi itu tidak lah penting. Terimakasih makanannya, aku mau pergi dulu.
“Eit... Kamu mau pergi kemana?
“Aku...Aku.. aku mau pergi ke... aku tak tahu.
“Hmm.. bagaimana kalau kamu tinggal dirumahku saja.
“Benarkah?
“Ya, tetapi kami harus bilang kepada orangtua kami dulu.
Jane menelpon orangtuanya.
“Ma, boleh gak teman Jane tinggal dirumah kita, soalnya dia tidak punya rumah.
“APA? KAMU MAU MAMA MENGADOPSI ANAK JALANAN? TIDAK BOLEH, KAMU HARUS PULANG SEKARANG, KERJAANMU BELUM SELESAI.
“Baik ma.
“Bagaimana Jane?
“Maaf, mamaku tidak boleh.
“ya, aku tahu. Ini sudah cobaan untukku. Oh ya,sepertinya kamu kaya, kamu kerja apa dirumah, kok mamamu sampai marah begitu?” tanya Dina
“Dirumah kami kerja, Mengepel, menyapu, memasak dan lain-lain.
“Kamu kok disamakan seperti pembantu.
“Aku juga gak tahu, Kata mama ini adalah balasan dari mama yang telah melahirkan aku. Padahal dia bukan Mamaku, dia hanya mama tiriku. Aku tak tahu keberadaan mama dan papaku, aku ditemukan didepan rumah mereka. Begitu katanya.
“Kamu tidak digaji untuk uang saku?
“Tidak, uang saku hanya 1000 sehari, kalau makan, makanan sisa yang kami makan.
“Hiks..hiks.. ternyata kehidupan kita sama. Dari pada kalian begitu, lebih baik kalian ikut denganku saja.” Ajak Dina
“Memangnya kamu mau kemana?” tanya Jean
“Aku mau keDesa, aku mau mencari Desa tempat tinggal ku dulu. Disana menyenangkan walaupun harus bekerja, tetapi tidak ada yang memarahi. Sekolahnya juga bagus, teman-temannya ramah, tetapi harus berjalan jauh dari rumah.”jelas Dina
“Oh ya, tetapi kami tidak bisa, kami harus menyelesaikan sekolah kami dulu.
“Oh.. baiklah. Aku pergi sekarang. Terimakasih telah menyelamatkan ku.” Kata Dina yang langsung pergi keluar.
Dina terus berjalan ntah kemana arahnya. Untuk mendapatkan uang, Dina terpaksa bekerja sebagai pembantu dirumah seseorang.
1 tahun kemudian, Dina masih menjadi pembantu. Saat Dina membuang sampah, ada seseorang turun dari mobil yang mewah memakai kacamata Hitam terlihat sangat kaya.
“Permisi, Apa Kamu pernah melihat orang ini.
“APA? Itu saya, kok kamu tidak tau. Kenapa mencari saya, ingin menjadikan saya budak kalian?
“Benarkah ini kamu, gadis yang bernama Dina?
“Iya, Kok kamu tahu.
“Ayahmu selalu mencarimu.
“Maksudmu? Kamu ayahku?
“Bukan, didalam mobil ada ayahmu, silakan bertemu ayahmu.
“Kamu bohong, kamu pasti mau menculik aku.
Tiba-tiba seseorang keluar dari mobil.
“Dina!” sambut seseorang itu.
“Siapa kamu?” tanya Dina
“Ayahmu!” katanya sambil membuka kacamata.
“AYAH!!! Kenapa bisa begini.
“Lebih baik ayah cerita dirumah barumu saja.” Kata ayahnya sambil menangis.
Setibanya dirumah baru Dina, Dina tidak bisa berkata apa-apa karena rumahnya sangat besar.
“Dina, Om John sudah bilang kan kalau mau mengasuhmu?
“Om John? Om John kan jahat, katanya mau membunuh ayah.
“Dina, Kata-kata om john itu benar. Ayah ditugasi diluar negeri dan ayah minta dia untuk mengasuhmu. Maaf ayah tak minta izin denganmu, karena ini semua mendadak.
“tetapi, siapa yang om john butuh itu kalau bukan ayah.
“Itu musuh besar keluarga ayah. Kamu masih kecil, jadi tidak perlu tahu.
“terserah deh.
“Mau ikut ayah ke Mall?
“Mau!!! Mall itu warung yang besar itu kan, yang banyak pengunjung nya!
“Bukan warung Dina. Tapi Swalayan.
“iya deh terserah. Ayo kita pergi!!
“Kamu mau pergi memakai baju itu?
“Maksud ayah? Aku kan selalu memakai baju seperti ini.
“kamarmu dilantai 2 yang ada tulisan kamar Dina. Disitu kamu bisa memilih baju sesukamu.
“Benarkan yah? HORE!! Makasih yah.. Alhamdulillah.. makasih ya Allah sudah memberikan aku ayah yang hebat.
“hahha.. ayo cepat ganti baju. Oh ya, om john lelah mencarimu lho, jadi kamu harus minta maaf dengan om john.
“Oke lah Pa! Ups.. maksudku ayah. Soalnya dulu aku panggil om john itu papa.
“Tak apa, panggil saja papa.
“Makasih papa.
“Tunggu dulu, masih ada satu lagi yang harus papa tunjukkan padamu.
“apa itu?
“Dina sayang...” peluk seorang perempuan.
“Kamu siapa?
“Dina, ini ibumu atau sebut saja mamamu yang menjadi TKI saat kamu belum sekolah.
“Benarkah? Ini bukan Istri papa yang baru?
“Dina, ini mama. Mama bertemu dengan papamu itu saat papamu sudah menjadi kaya yang masih tinggal diluar negeri, mama seagai pembantunya. Tetapi lama kelamaan kami ingat kembali siapa kami, dan akhirnya kami kembali ke Indonesia untuk menjemput kamu.
“Benarkah.. Pa, Ma sebelum ke MALL, tunggu aku sebentar ya. Aku mau sholat sunah karena aku bersyukur kepada Allah.
“Ya baiklah.
Diperjalanan pergi keMall, didekat lampu merah, Dina melihat Jane dan Jean sedang mengamen dijalan.
“Jane!!! Jean!!!”teriak Dina
“Eh Dina, ini keluarga kamu. Kok bisa.
“Ya bisa dong, dengan bekerja keras pastinya. Kalian kok jadi pengamen? Kalian kan kaya.
“sebenarnya..........................
BERSAMBUNG.... Tunggu kelanjutannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar